P E N D A H U L U A N
A. Dasar Hukum dan Kebijakan
Dasar hukum dan kebijakan yang mendasari kegiatan pelatihan ini adalah:
1. Undang – Undang Nomor 14 tahun 2005, tentang guru dan dosen;
2. Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, tantang Standar Nasional Pendidikan;
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 69 /Men/III/ V/2004, tentang cara penetapan standar kompetensi nasional;
5. Keputusan Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasional Nomor 3250/ A/I/06, tentang pembentukan pengendalian program SIM, ICT, dan TV Edukasi Departemen Pendidikan Nasioanal dan;
Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah:
Menciptakan tenaga pendidik yang dapat mengembangkan bahan ajar berbasis komputer/Internet (Computer/Web Based), dan tenaga kependidikan yang dapat mengumpulkan, mengelola, memutahirkan, mengakuratkan, dan menyajikan data pokok pendidikan (DAPODIK), khususnya NPSN, NISN, NIGN, dan NUPTK untuk pangkalan DAPODIK Jardiknas.
B. Latar Belakang Masalah
E-Learning saat ini sudah mulai dikembang di beberapa sekolah, baik di kota besar maupun di kota kecil, tidak terkecuali Kabupaten Pamekasan, yang juga terdapat beberapa sekolah yang sudah memanfaatkan teknologi e-learning ini.
E-learning dianggap sebagai salah satu alternatif disamping alternatif lain dalam sistem penyelenggaraan pendidikan, baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, yaitu seluruh staf tata usaha sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan dan kelebihan yang dimiliki teknologi informatika yang saat ini telah berkembang demikian pesat, sehingga mememungkinkan penggunanya dapat bekerja secara cepat, akurat, dan memiliki jaringan yang sangat luas.
Sebagai seorang pendidik, fenomena seperti ini sudah barang tentu merupakan hal yang sangat menguntungkan, dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya guna mendukung segala tugas dan kewajibannya sehari-hari. Contoh nyata dari pemanfaat-an perkembangan teknologi ini adalah dengan pembuatan media pembelajaran yang memanfaatkan program aplikasi Microsoft Power Point.
Program ini memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyajikan sebuah materi presentasi, dan sudah banyak digunakan oleh berbagai kalangan terutama instansi pemerintah dan kalangan usaha swasta.
Walaupun demikian untuk penggunaan di kalangan MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan sendiri masih menjadi sebuah pertanyaan. Apakah program ini cocok untuk diterapkan di lingkungan pendidikan MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan? dan apakah akan mampu meningkatkan kualitas proses pendidikannya?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terfokus, maka tulisan ini akan dibatasi pada beberapa hal, yaitu:
1. Objek Kajian
Objek pengamatan diasumsikan pada seluruh siswa kelas 10, 11 dan 12 di MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan. Hal ini dilakukan dengan karena pengetahuan mereka tentang komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya masih sangat terbatas, sehingga asumsi penulis dapat lebih objektif.
2. Program Aplikasi
Program aplikasi yang digunakan adalah Microsoft Power Point. Program ini dipilih karena disesuaikan dengan materi pelatihan yang diberikan oleh ICT SMK Negeri 2 Pamekasan, disamping itu juga program ini merupakan program presentasi yang paling banyak dikenal masarakat.
3. Tempat pengamatan
Tempat pengamatan adalah di lingkungan MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan, baik di lingkungan kelas reguler maupun di dalam kelas laboratorium komputer.
4. Waktu pengamatan
Waktu pengamatan diasumsikan sesuai waktu proses pembelajaran Semester Gasal Tahun Pelajaran 2007/2008.
D. Rumusan Masalah
Hingga saat ini di lingkungan MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan belum penah ada peneliatian atau pengkajian khusus mengenai sisi baik dan sisi buruk dari penggunaan Microsoft Power Point dalam kegiatan belajar mengajar, baik untuk kelas 10, 11 maupun kelas 12.
Untuk tujuan tersebut di atas, penulis mencoba untuk melakukan sebuah kajian berdasarkan literatur yang ada, yang secara garis besar bersumber dari media cetak dan elektronik, termasuk di dalamnya dengan memanfaatkan informasi yang ada di internet.
E. Tujuan Penulisan dan Manfaatnya.
1. Tujuan Penulisan.
Jika jawaban dari pertanyaan yang tercantum dalam sub-bab D Rumusan Masalah mengindikasikan banyak nilai negatifnya, maka sudah barang tentu pemanfaatan program aplikasi ini untuki sementara waktu tidak perlu dijalankan di lingkungan MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan, hingga ditemukan metoda khusus yang lebih sesuai dan lebih baik lagi. Sebaliknya, jika jawaban yang muncul menunjukan banyak sisi baiknya, maka penggunaan program aplikasi ini sebagai media pembelajaran akan terus dikembangkan, baik untuk diri sendiri maupun untuk para pendidik lain di lingkungan MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan.
2. Manfaat Penulisan.
Dalam penggunaan secara umum, program aplikasi Microsoft Power Point ini sudah tebukti memiliki banyak kelebihan dalam mempresentasikan sesuatu hal dari seorang pembicara kepada orang lain yang menjadi komunikannya. Jika hal ini terjadi juga di lingkungan pendidikan, maka sudah barang tentu akan banyak dimanfaatkan oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan proses pembelajarannya.
Diharapkan apapun yang menjadi kesimpulan tulisan ini, akan menjadi bahan acuan bagi mereka yang tertarik untuk memanfaatkan dan mengem-bangkan khasanah teknologi e-learning.
F. Hipotesis
Dengan melihat sumberdaya yang ada, baik sarana, tenaga pendidik, maupun peserta didik, seharusnya MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan mulai bisa menjalankan program e-learning yang dicanangkan Jardiknas.
Selama ini, proses penyampaian bahan ajar, lebih didominasi oleh cara konvensional yang memanfaatkan sarana yang ada di sekolah dan sudah umum digunakan juga di sekolah lainnya. Dengan cara seperti inipun tingkat intake peserta didik terhadap bahan ajar pada umumnya sudah dapat dikatakan cukup baik.
Logikanya, jika seorang pendidik memberikan cara lain yang lebih inovatif dan kreatif melalui media canggih dalam penyampaian bahan ajarnya, maka tingkat intake siswa seharusnya menunjukkan adanya peningkatan daya serap peserta didik terhadap bahan ajar yang diberikan kepadanya..
G. Langkah-langkah Pengkajian
- Menentukan jenis data.
Data yang dihimpun menyangkut:
- Jumlah peserta didik yang diikut sertakan dalam pengamatan ini.
- Nilai pemahaman terhadap isi materi yang diajarkan.
- Menentukan materi bahan ajar.
- Standar kompetensi: Mengenal operasi dasar komputer
- Kompetensi dasar:
- Mengaktifkan komputer sesuai prosedur
- Mematikan komputer sesuai prosedur
- Prosedur memulai Windows.
- Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
- Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.
- Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dijadikan bahan kajian ini adalah selama proses belajar mengajar Semester Gasal tahun pelajaran 2007/2008.
- Materi bahan ajar disesuaikan dengan standar kompetensi di butir 2.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Teknologi Informatika
Sebelum membahas materi pokok, ada baiknya kita mengetahui dulu induk dari program E-Learning itu sendiri, yaitu Teknologi Informatika atau Informatic Technology (IT).
Istilah Teknologi informatika ini dalam pembahasan selanjutnya oleh penulis akan disingkat menjadi TI.
TI pada umumnya sudah banyak digunakan untuk berbagai macam keperluan, tetapi seiring perkembangannya, sekarang ini sudah mulai digunakan untuk proses pembelajaran di sekolah-sekolah.
Menurut Heris Syamsuri, S.T, dalam sebuah tulisannya yang dimuat koran TAJUK edisi 26 September 2007 tentang TI, mengatakan bahwa; TI berdasarkan fungsinya dibagi menjadi :
1. Sistem Teknologi Informasi yang melekat ( Embedded IT System), yaitu sistem TI yang melekat pada produk lain. Contohnya; Video Casette Recorder (VCR) memiliki sistem TI yang memungkinkan pemakainya merekam tayangan televisi.
2. Sistem Teknologi Tnformasi yang khusus (Dedicated IT System), yaitu sistem TI yang dirancang untuk melakukan tugas khusus. Misalnya ATM (Automatic Teller Machine) yang dibuat khusus untuk melakukan transaksi antara bank dengan nasabahnya.
- Sistem Teknologi yang dirangcang untuk berbagai keperluan umum (Multy Purpose IT System), misalnya saja komputer PC (Personal Computer. Dengan PC ini seseorang dapat melakukan kegiatan apa saja sesuai dengan keperluannya masing-masing. Misalnya untuk pekerjaan administrasi, penghitungan keuangan, permainan atau game dan lain-lain.
B. Inovasi Teknologi Informatika
Seperti telah dibahas di atas, bahwa perkembanagan TI dewasa ini telah berimbas pada dunia pendidikan, dengan ditandai oleh munculnya berbagai inovasi dan kreasi dalam proses penyampaian bahan ajar kepada peserta ajar.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam proses pendidikan terapat 3 proses inti pendidikan (Core processes), yaitu; Pengajaran (Teaching), Penelitian (Research), dan Pelayanan (Services), dimana ketiganya menjadi sumber akses bagi penggunaan dan pemanfaatan TI.
Ada beberapa konsep yang melatar belakangi penggunanaan TI untuk kegiatan pendidikan, dan beberapa diantara sudah banyak diteapkan di sekolah-sekolah baik tingkat dasar maupun tingkat menengah, apalagi di perguruan tinggi. Penggunanaan teknologi ini telah berdampak langsung dan tidak langsung terhadap cara penyelenggaraan pendidikan yang mengarah pada peningkatan mutu sumberdaya manusia (Soesianto dan Indrajit, 2004). Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah:
1. Sebagai Media Simulasi,
Penggunanaan teknologi IT untuk membantu tenaga pendidik dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, terutama digunakan sebagai alat penggambaran/ilustrasi dari pelajaran yang sedang diajarkan sehingga peserta didik memperoleh gambaran jelas keterkaitan antara teori dengan gambaran nyatanya.
Program aplikasi yang sering digunakan untuk keperluan ini adalah: Simulation Game, Multy media presentation, Interactive Study case, dan sebagainya.
2. Course Management.
Course management adalah penggunaan TI untuk membantu pengajar maupun peserta didik dalam melakukan interaksi, kooperasi, dan komunikasi untuk penyelenggaraan sebuah kelas dengan mata ajar tertentu.
Dengan bantuan aplikasi jaringan (Web), maka segala tugas, PR, dan tugas-tugas lainnya dapat dilakukan dengan cara di-Download dari alamat situs tertentu yang dianggap relevan.
3. Virtual Class
Teknologi ini memungkinkan adanya kelas maya atau Virtual class. Kelas maya ini adalah penyelenggaraan proses belajar mengajar dari jarak jauh dengan memanfaatkan beberapa software khusus yang dihubungkan melalui jalur internet. Salah salah satu diantaranya adalah dengan teknologi Video Cronfrence.
4. Computer Based Training (CBT)
Konsep ini dianggap paling ampuh dalam menerapkan sistem belajar secara mandiri. Dengan cara seperti ini seorang peserta didik dapat mencari berbagai sumber literatur mata ajar yang diperlukannya dari internet. Sumber literatur yang ada di internet sangat banyak jumlahnya, jauh melebihi daya tampung perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya.
Disamping itu pula, peserta didik dapat mempelajari sesuatu hal dari beberapa software yang sengaja dirancang untuk memberi kemudahan bagi seseorang dalam mempelajari sesuatu hal yang ingin dipelajarinya. Misalnya saja cara membuat animasi, cara membuat halaman Situs Web (Web Site) dan sebagainya.
5. Knowledge Portal.
Knowledge Portal (Portal Pengetahuan), adalah sekumpulan alamat situs web yang memiliki berbagai macam reverensi dari berbagai disiplin ilmu. Seseorang yang mencari informasi tentang salah satu disiplin ilmu, dengan mudah dapat langsung mengaksesnya melalui portal ini. Oleh sebab itu, keberadaan portal ini sangat membantu para pendidik dan peserta didik dalam upaya mengembangkan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya.
6. Cyber Community
Kata cyber berasal dari kata Cybernetic, yaitu cara pengendalian dari jarak jauh. Jadi kata cyber memiliki konotasi adanya “pengendalian” dan “Jarak yang jauh”. Belakangan ini, kata cyber lebih dikaitkan dengan keberadaan Intenet, yang nota bene merupakan produk perkembangan teknologi elektronik. Oleh sebab itu kita mengenal adanya beberapa istilah yang diawali oleh huru “E-”. Misalnya saja E-Banking, yang berarti segala aktivitas perbankan yang dijalankan melalui internet. E-Commerce, berarti kegiatan perdagangan yang dijalankan melalui jalur internet, termasuk juga di dalamnya E-Learning, yang berarti segala aktifitas belajar yang dijalankan melalui peran serta produk teknologi elektronik termasuk didalamnya penggunaan internet.
C. Media Pembelajaran
Semua bentuk sarana pendidikan disyaratkan mampu membantu peserta didik memahami bahan ajar yang diberikan tenaga pendidik kepadanya, disamping harus pula mampu membangkitkan minat belajar pada peserta didik tersebut. Sarana pendidikan sebagai media pendidikan harus mampu membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan serta penciuman. Untuk tujuan tersebut maka seorang pendidik perlu memiliki sebuah media pembelajaran yang memadai, agar bahan ajar dapat diserap peserta didik dengan sebaik-baiknya.
Menurut Kemp (1975), karakteristik sebuah media pembelajaran merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia juga mengatakan, bahwa pengetahuan mengenai kekurangan dan kelebihan tertentu yang dimiliki oleh sebuah media pembelajaran, adalah sesuatu yang sangat penting diketahui oleh para tenaga pendidik.
Dua orang ahli pendidikan dari Perancis Gagul dan Raise, berpendapat; dalam menentukan pemilihan media penyampaian pesan tertentu secara umum, ada kaitannya dengan media pembelajaran. Dengan kata lain teknik dan strategi penyampaian informasi yang dilakukan oleh orang umum, pasti akan berlaku juga dalam dunia pendidikan.
Pendapat lain mengenai prosedur pemilikan media komunikasi, dikemukakan oleh Anderson. Menurutnya, prosedur pemilihan media dimulai dari pertanyaan; Apakah media tersebut diperuntukan bagi keterampilan fisik atau kognitif?. Pertanyaan ini akan menentukan desain seperti apa media pembelajaran tersebut seharusnya dibuat.
Seorang peneliti lain bernama Allen, telah membuat sebuah tabel yang menunjukkan pendekatan secara matriks. Tabel yang dia buat adalah sebagai berikut:
Tabel di atas memperlihatkan bahwa media tertentu memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran tertentu. Di dalam tabel tersebut, media pembelajaran dengan menggunakan program Microsoft Power Point, termasuk dalam objek Film, karena adanya penyajian grafis secara animasi.
Jika kita mengacu pada hasil penelian tersebut, maka pengguanaan program Microsoft Power Point ini akan sangat berdampak pada tujuan pembelajaran yang menekankan pengenalan visual dan prinsip konsep bahan ajar yang diberikan oleh tenaga pendidiknya.
D. Microsoft Power Point
Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multi media. Didalam komputer, biasanya program ini sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office.
Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik.
Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.
Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita.
Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.
Seperti halnya penggunaan media pembelajar lainnya, penmggunaan program ini pun memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kekurangan dan kelebihan yang diketahui penulis sejauh ini adalah sebagai berikut:
Kelebihannya:
a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foro.
b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.
c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
d.Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.
e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-uang
f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.
Kekurangannya:
a. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
b. Jika yang digunajkan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para pendidik harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PC tersebut.
c. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan melihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC tersebut..
d. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk mengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.
Disamping kelebihan dan kekurangan yang telah dipaparkan di atas, kita juga harus mengetahui dengan pasti beberapa hal yang harus dipersaratkan untuk komputer/PC yang kita gunakan untuk presentasi ini, antara lain:
a. PC minimal memiliki RAM 64 MB, Layar monitor minimal 15”, dengan prosesor Pentium II.
b. Tersedia soket atau drive untuk salah satu media penyimpan data, misalnya: CD-ROM, Soket USB, atau palking tidak memiliki Floppy disk yang berfungsi dengan baik.
c. Untuk presentasi yang lebih menarik, biasanya difungsikan pula speaker untuk mengeluarkan suara narasi atau suara efek tertentu presentasi tersebut.
Persyaratan di atas adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi agar resentasi yang dihasilkan dapat berguna sebagaimana mestinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Program Aplikasi Microsoft Power Point, dalam penggunaannya memerlu-kan beberapa peralatan khusus, dan pembuatnya harus menguasai program tersebut secara memadai, agar penyajiannya tidak monoton dan membosankan.
b. Penggunaan berbagai media pembelajaran selama dapat menunjang kelancaran dan peningkatan kualitas pendidikan dapat saja digunakan, dengan catatan tenaga pendidik yang bersangkutan telah mengetahui kekurangan serta kelebihan media yang digunakannya tersebut.
c. Setiap inovasi pembelajaran akan menghasilkan sesuatu yang menarik bagi peserta didik, tetapi inovasi tanpa pengembangan lebih lanjut justru akan berdampak kurang menarik, dan mengurangi minat peserta didik terhadap bahan ajar yang disajikan.
B. Saran
Di akhir tulisan ini, penulis ingin menyampaikan saran kepada beberapa pihak terutama kepada ICT SMK Negeri 2 Pamekasan, Jardiknas, dan rekan sejawat tenaga pendidik di lingkungan MA. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan. Penyampaian saran ini terkait dengan seluruh kegiatan pelatihan di ICT SMK Negeri 2 Pamekasan, baik yang pernah dilihat, dirasakan maupun yang diharapkan oleh penulis.
Beberapa saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
- Selama pelatihan sebaiknya peserta dibekali buku panduan secukupnya, baik berupa fotokopian atau diktat tertentu, sehingga bahan ajar dan jadwal kegiatan dapat diketahui setiap peserta pelatihan Jardiknas.
- Jumlah bahan ajar yang disampaikan sebaiknya tidak terlalu banyak, agar peserta pelatihan dapat lebih fokus dan menguasai materi yang dimaksud.
- Pelatihan semacam ini sebaiknya tidak hanya melibatkan beberapa sekolah tertentu, tapi diperluas sampai akhirnya semua sekolah dapat mengikutinya.
Demikian saran dan harapan ini penulis sampaikan semoga menjadi masukan yang bermanfaat bagi instansi terkait dan yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan program selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
S, Nasution, Metodologi Reset, Tarsito Bandung, 1987
Winarno, Suharmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1980
Sadiman, Arif S. DR, M.Sc. dkk., Media Pendidikan, Pustekom Dikbud, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1984
Mashadi, A.Md, dkk. Teknologi Informasi dan Komunikasi, untuk SMA/MA Kelas XI Aneka Ilmu Semarang, 2006
Syamsuri, Heris, S.T. Teknologi Informasi sebagai Penunjang PBM, Koran TAJUK
2007 Edisi 121, 26 September 2007 Bandung
Labels:
Makalah
Thanks for reading Penerapan Aplikasi Power Point dalam KBM. Please share...!
0 Comment for "Penerapan Aplikasi Power Point dalam KBM"